December 13, 2004

Driving To Manhattan

 

Siang yang membosankan. Mobil ini terasa tak beranjak kemana-mana. Begitu juga dengan mobil-mobil yang ada di depan. Tak beranjak dari tempatnya hingga lampu hijau menyala.
Suara penyiar terdengar tiba-tiba dari balik speaker. Bla bla bla.. entah apa yang ia bicarakan. Aku sendiri sedang sibuk memperhatikan lampu merah agar segera hilang. Tapi tidak juga, lampu merah itu masih bisa bertahan di situ beberapa lama hingga aku lelah memperhatikannya.
Penyiar itu masih mengoceh juga. Seperti lagi membacakan daftar request yang sedang banyak-banyaknya.
Mataku menatap radio di mobil. Entah apa yang kupikirkan, namun aku segera menekan tombol berangka satu. Suara penyiar digantikan suara lagu.
Hmm.. Manhattan Transfers? Bukan lagu yang buruk sebenarnya untuk siang yang membosankan seperti ini. Lagu yang kutahu darimu, dan sepertinya tidak akan pernah aku tahu kalau bukan darimu.

... Let's hang on to what we've got

Don't let go, girl; we've got a lot
Got a lot of love between us
Hang on, hang on, hang on, to what we got
Dooh doot! Dooh doot! Dooh doot!

...kita sudah memiliki banyak hal, bukan? Entah kenapa lagu itu jadi membuat aku berpikir.
Apakah aku akan melepaskan semua itu jika saatnya tiba? Apakah kamu juga akan melepaskannya? Apakah kita akan melupakannya begitu saja? Atau malah membuangnya jauh-jauh?
Atau kita tetap terus menjaganya berdua?

TIIIIN!!! Klakson-klakson mobil bersahut-sahutan. Satu mobil mengklakson mobil di depannya, mobil di depannya ikut mengklakson mobil di depannya lagi, mobil di depannya lagi mengklakson mobil di depan depannya lagi, hingga suara klakson memenuhi udara di perempatan jalan itu.
Aku melihat ke depan. Sudah hijau rupanya. Mobil-mobil telah berjalan lebih dulu.
Pelan kukemudikan mobilku sementara mulutku menyanyikan lagu..

Let’s hang on to what we’ve got...

<< Home