June 11, 2005

Tentang Bulan

 


Bulan purnama pertama tahun ini

seperti saat itu

aku jadi ingat waktu dulu

waktu itu kita masih bocah, lugu dan sempurna

tidak ada tangis dalam cerita kehidupan kita

kertas putih buku kehidupan mulai terisi sedikit cerita-cerita bahagia, tawa, dan suka

tidak ada cerita sedih dan menyeramkan,

tidak ada mimpi-mimpi buruk,

yang ada hanyalah kisah cinta Putri dan Ksatria

Saat bulan purnama tahun itu

di padang kita tiduran

beralaskan alang-alang, berhiaskan langit malam

ditemani Bulan, teman kita berbagi cerita

Langit kelam berawan abu-abu

misterius, namun tetap menunjukkan pesonanya dalam berbagai cara

menenangkanku

Alang-alang mau berbaik hati untuk ditiduri biar kita tidak kedinginan

bahkan Angin pun mengusir hawa dingin dari setiap hembusannya agar kita tetap hangat terjaga

menenangkanmu

Malam itu

saat bulan purnama tahun itu

kita saling mengatakan impian

Putri ingin seorang Ksatria yang selalu menjaganya

melindunginya dari sang penyihir ataupun naga jahat

Aku kan menjadi ksatria itu, Putri, aku berjanji

janjiku setia tak lekang waktu

Tapi jalan itu tidak mudah, Ksatria, sanggupkah kau?

Kaulah yang telah memanggilku ke sini, Putri

pantaskah bila aku berkata tidak?

Maka lindungilah aku, Ksatria

Demi hidupku, Putri

Segenap perasaan tertumpahkan kepada Angin

Angin lalu mengirimnya ke seluruh penjuru dunia

bahwa ksatria siap melindungi Putri

di bawah sang Bulan dia telah berjanji

berhati-hatilah kalian yang ingin mengganggunya

takkan bisa dicabut sehelai rambutnya!

Angin turut menyampaikannya kepada Bulan

makin teranglah bulan bersinar, tersenyum bahagia

beban yang berat telah lepas darinya

untuk terus menjaga Putri setiap malam

dari gelap yang selalu melenyapkan

Makin teranglah ia,

menjelma menjadi bulan purnama pertama

Tapi ada kala Ksatria harus pergi berpetualang,

karena kejahatan kan selalu ada dan harus ada yang memberantasnya

agar Putri bisa terbebas dari sang penyihir dan naga jahat

maka murunglah bulan mendengar hal ini

Pada hari pertama Ksatria pergi, bulan sangat was-was

jangan-jangan ada sang penyihir yang bersembunyi di balik bayangan pohon

siap mengancam dengan ayunan tongkat sihir

jangan-jangan ada naga jahat keluar dari balik gunung

membawa Putri kabur dan menyekapnya di menara sebuah istana

bulan pun makin murung, makin reduplah senyumnya

maka ia berubah sabit

Esok malamnya Angin membawa kabar bahwa Ksatria akan kembali paginya

ragu-ragu Bulan percaya tapi ia tak sabar menantinya,

Ksatria benar-benar kembali esoknya

malam itu ia bersama Putri duduk di padang lagi malam itu

makin teranglah senyum bulan

karena ia bisa beristirahat sebentar dan berbincang dengan Angin

maka ia berubah purnama

Tapi hanya selama tiga hari saja ia purnama

Karena pada hari yang ketiga Ksatria harus pergi berpetualang lagi

Ketika Putri sudah tidur, ia menyelinap pergi

Bulan baru menyadari ketika sinarnya membasahi baju zirah perak Ksatria

Bulan gelisah,

ia bertanya penuh mohon kepada Ksatria

Kenapa Ksatria harus pergi?

Bukankah Ksatria senang berada dekat dengan Putri?

Biarlah Ksatria tinggal disini biar aku tak terbebani!

Sehingga aku dapat menghabiskan malam berbincang dengan Angin!

Ksatria mendongak ke Bulan

Aku pergi karena aku harus pergi

kejahatan masih terlalu banyak di dunia ini

kegelapan masih mengancam Putri

bahkan belum kutemukan sang penyihir dan naga jahat

bagaimana mungkin aku dapat diam saja di sini, wahai Bulan?

Mendengar jawaban Ksatria, Bulan tak dapat berkata lagi

Tenanglah Bulan,

aku pergi tak selamanya akan hilang

aku akan kembali pada hari keduapuluh sembilan

Jawaban Ksatria tidak sedikitpun menambah senyum Bulan

Beban ini sangat berat bagiku sendiri, Ksatria

Lihatlah ke sekelilingmu, Bulan

Bulan menoleh ke kanan dan kirinya

ia melihat banyak kerlipan cahaya, satu, dua, tiga, tak terhitung banyaknya

Itu adalah Bintang, wahai Bulan, ujar Ksatria

aku meletakkannya di atas sana agar kau tak kesepian

jika kau lelah mereka akan membantumu, tentu saja!

Bintang-Bintang turut memancarkan cahayanya untuk membantumu

menyingkirkan kegelapan dari sang Putri

Bulan membiru terharu,

O Ksatria, betapa kau mengerti akan kesusahanku!

maka biarlah aku mendapat kepercayaan dari Ksatria untuk menjaga Putri!

tak akan sedikitpun aku lelah menjaga Putri dengan Bintang-Bintang yang Ksatria beri!

Ksatria berdiri diam,

Maka biarlah Kau menerangi Putri agar kegelapan tak berani menyentuhnya, o Bulan

lalu ia menyampaikan salam perpisahan ke rumput dan embun, pohon dan binatang, padang dan bebatuan,

Angin dan Bulan, sampaikanlah salamku untuk Putri

Maka pergilah Ksatria menapaki jalannya,

jalan hidup seorang Ksatria

Setiap malam berikutnya Putri selalu ke padang,

maka Angin dan Bulan menyampaikan kenangan Putri dan Ksatria

Bulan tidak lagi berkeluh kesah

temannya banyak, tak lagi ia sepi

Tapi tetap saja gelap mengancam

setelah kepergian Ksatria Bulan tetap bertambah murung,

terangnya terus berkurang

Putri menyadari kesusahan Bulan

Putri bertanya kepada Bulan, Ada apa gerangan?

Kemurunganmu membuat aku bimbang, Bulan

tapi Bulan tak ingin Putri tahu

maka ia menyuruh Bintang-Bintang menghibur Putri

agar tak perlu ia merisaukan Bulan

sejenak Putri terlupa akan kerisauan Bulan

Bintang-Bintang itu menarik hatinya untuk dipandang

Namun semakin dekat hari keduapuluh sembilan makin teranglah bulan

tak sabar ia menantikan kedatangan Ksatria

Putri tersadar bahwa Bulan semakin bersinar

tapi tak pernah ia tanya mengapa

karena Putri tahu bahwa Bulan akan menyuruh Bintang untuk menghiburnya lagi

ia ikut senang karena Bulan tak lagi berkeluh kesah

Ksatria kembali pada hari keduapuluh sembilan

banyak kejahatan telah ia berantas

tapi belum cukup banyak untuk membuatnya terus disamping Putri

hanya tiga hari Ksatria melepas rindu dengan Putri

Ksatria harus pergi lagi

sang penyihir dan naga jahat belum mati

Maka petualangan Ksatria terus berlanjut

dan Bulan pun murung kembali

tapi dia akan bersinar terang lagi

hingga Ksatria kembali nanti

bandung, 14 juli 2003



<< Home