November 05, 2005

Boredom

 


Gara-gara liburan dan nggak ada kerjaan, kehidupan gua menjadi aneh, sepertinya malah menjadi super-duper-malas dan nggak jelas. Di hari Lebaran terutama, gua mengerjakan hal ga penting. Seperti berikut.

[1] Buku Harry Potter and The Half-Blood Prince yang gua pinjam dari Swasti memberikan banyak surprise. Pertama, gua memprediksikan bakal menghabiskan waktu 1 minggu buat baca tuh buku berhubung tebal dan bahasa Inggris pula. Tapi tampaknya gua terlalu meng-under estimate kemampuan bahasa Inggris gua: buku itu selesai dibaca dalam waktu 2 hari.

Satu-satunya hal yang menarik dari ceritanya adalah the death of Albus Dumbledore*. Hmm, it's beyond my expectation, dan menurut gua cerita bakal lebih susah ketebak kalo gitu. Well, of course Harry will defeat Voldermort (hey, every kids seems to read it, and every kids would love a happy ending, I suppose so). Yang menarik adalah bagaimana nanti dia bakal mengalahkannya kan?

Sayang, Dumbledore matinya pas di akhir buku, jadi terpaksa gua sedikit kecewa. Yah, menunggu setahun lagi juga tidak apa-apa kok.

[2] Prakiraan cuaca di TV bilang hari Rabu bakal hujan di Bandung. Jadinya gua terpaksa membatalkan keinginan gua untuk jalan-jalan pagi-pagi di sepanjang rel kereta api dari stasiun Kiara Condong sampai stasiun Hall. Gua malas berkunjung ke rumah orang pas Lebaran, jadi gua memutuskan untuk di rumah saja besok, entah bakal mengerjakan apa besoknya.

Jadinya, Selasa malam gua main game di depan komputer sampai subuh, baru gua tidur.

Rabu bangun jam 10. Gua langsung main game lagi di depan komputer sampai jam 12. Terus gua turun karena perut lapar minta makanan. Waktu gua liat keluar balkon, ternyata cuaca cerah, terang benderang. Dan nggak hujan-hujan sampai malam.

Prakiraan cuaca kampret.

Satu hari yang sempurna di luar sana hilang sudah. Gua sudah malas untuk keluar, matahari sudah naik terlalu tinggi.

[3] Nggak ada kerjaan, akhirnya gua nonton TV. Ada band Bandung bernama Radja yang sedang tampil live spesial Lebaran, kata tulisan di kanan atas TV. Lagu mereka sebenarnya lumayan. Tapi sayangnya, kok lagu satu dengan yang lainnya mirip ya? Ya secara nada, secara musik. Seperti ada templatenya: bait 1 gitarnya dipetik – chorus gitarnya pake distorsi – bait 2 gitarnya dikocok**. Dan template tersebut berlaku untuk setiap lagu. Well, nggak semuanya sih, hampir semua lagu.

Dan kalo gua jadi salah satu anggota band itu, gua akan berpikir untuk ganti vokalis. Suaranya standar walaupun tidak jelek. Udah mukanya nggak ganteng (saran gua: DENGAR IYA, LIHAT JANGAN), dia juga sangatlah unfashionable! Maksud gua, bukannya dia tidak up-to-date to the latest fashion, tapi semua baju yang dipakainya sangatlah: (honestly) NORAK! Kayanya si manajer punya dendam pribadi sama si vokalis sehingga menyuruh si vokalis pakai baju2 aneh bin norak binti ajaib, tapi berhubung vokalisnya goblok dia mah pasti nurut aja.

[4] Sorenya gua pergi ke warnet untuk mengirim file ke kakak nun jauh disana via internet. Tapi bukan itu inti yang ingin gua ceritakan. Pulangnya jam 11 kurang, ketika angkot sudah nggak narik lagi. Jadinya gua memutuskan untuk berjalan pulang. Eh, di depan ada becak lagi nganggur. Hmm... entah kenapa saya jadi kepingin naik becak itu. Jadi saya panggil,

"Mang!"

Dan si Mang Becak dengan sigap dan tangkasnya berganti posisi dari ngetem di kursi sambil ngerokok Dji Sam Soe ke sadel di belakang becak.

Waaaah, angin malam sangat menyenangkan sekali rasanya. Dan kecepatan becak sangatlah tidak cepat sehingga gua masih bisa melihat-lihat ke kiri dan ke kanan sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajah, haha.

You should try it sometimes. It really had been a great time.

[5] Sampai di rumah, giliran Peter Pan yang lagi manggung-akustik-spesial-live-Lebaran. Hmm, gua heran sama band satu ini. Sampai sekarang gua masih berusaha menghilangkan ke-guiltypleasure-an gua terhadap band yang satu ini. Dulu, gua merasa musik mereka bagus, tapi gua merasa hina karena mengakui mereka bagus. Nah, ini yang pingin gua hilangin dari otak gua. Well, I have to admit, their songs are good. Iyalah, buktinya aja sampai bisa jadi lagu sejuta umat. Terus kalau begitu, kenapa gua perlu merasa hina? Karena setelah dipikir-pikir, mereka nggak punya cela kecuali tampang si salah satu gitaris yang agak jelek dan tampang Ariel yang terlalu cakep sehingga banyak cewek especially ABG naksir.

Jadi, kenapa gua, dan orang-orang membenci Peter Pan? Is it because we hate to admit that they're good? Atau hanya karena para kaum lelaki pada sirik karena 80% ABG naksir sama Ariel Peter Pan?

Haha, kalo menurut gua sih, tampangnya Parto Patrio juga mirip Ariel Peter Pan kok, jadi nyantai ajalah kalo soal tampang.

[6] Terus gua naik ke kamar, nyalain komputer, bersiap untuk P R O D U K T I F dan menghasilkan sebuah karya ketikan walaupun tidak masterpiece. Berhubung gua sudah janji ke dia yang sekarang berada nun jauh disana*** untuk menuliskannya sebuah cerita, dan Naruto bilang, "I don't take my words back!"****, gua mencoba menulis sebuah cerita tentang dia.

Tapi gua terus bengong di depan layar komputer, dan ketidakfokusan serta kurangnya konsentrasi malah membuat tulisan gua jadi ngelantur seperti ini.

Hmm, mungkin besok sajalah baru gua coba bikin. Maybe an inspiration would come.

Sekarang sudah jam 1. Dan perut gua lapar. Untung ada Pocky masih nyisa. Hmm..

Kalo gitu gua buka Green Sandnya aja kali ya, sekalian.

Haha...




Catatan kaki:

* peringatan, ini spoiler bagi yang belum baca Harry Potter and The Half-Blod Prince, jadi jangan baca. Eh? Kenapa? Sudah kebaca ya? Wah, maaf deh kalo gitu..
** well, bukan gitarnya sih, tapi SENAR gitarnya. Jangan menginterpretasikan bahasanya secara harafiah dong...
*** yang ini bukan kakak saya, walaupun sama-sama nun jauh disana
**** ninja muda, tokoh protagonis komik Naruto karya Masashi Kimimoto

<< Home