April 12, 2006

Dan Rasa Suntuk Melanda...

 




Jadi perasaan ini sudah seminggu saya rasakan. Seminggu saya berada dalam keadaan suntuk, nyaris tidak tau lagi harus melakukan apa dan merasakan apa. Saya juga tidak tahu kenapa, rasanya setiap hari saya lalui dengan perasaan lelah dan bosan. Ya iyalah, namanya juga lagi suntuk.


Untung ada tugas kuliah. Pengumpulan. Bikin apartemen. Fiktif sih. Namanya juga kuliah.
Jadinya perhatian saya cukup tersita untuk pengumpulan ini. Bikin denah 2D sampai bikin model 3D. Hingga akhirnya tugas selesai, dan harus presentasi. Presentasi sempat dibantai. Tapi dapat hasil yang terbaik. Tapi saya tidak terlalu bangga dengan itu.
Apa gara-gara suntuk itu ya?

Tugas selesai, saya jadi tidak ada pelarian lagi. Jadinya suntuk lagi. Pelarian lain adalah main bola bersama teman-teman setiap sore, tapi itu juga tidak membantu banyak. Main bola paling lama cuma dua jam. Jadi saya cuma melarikan diri selama dua jam. Dan kemudian saya suntuk kembali.

Gila, sampai pada suatu sore akhirnya saya berada di ruang santai LFM dan tidak ada hal yang bisa saya lakukan. Main bola malas. Nonton DVD, sedang tidak berselera sekarang ini. Walaupun saya sempat menonton lagi A Clockwork Orange-nya Kubrick dua hari yang lalu. Tapi untuk menonton film lain malas rasanya. Ah, saya malah jadi ingin nonton Trainspotting lagi. Salah satu film terbaik, film the best versi saya. Tapi kok jadi malas juga ya?

Ingin rasanya saya ngeband lagi. Tapi semua tawaran manggung lagi ditolak berhubung ini musim ujian. Anak-anak (band) yang lain semuanya ujian. Tapi semua mata kuliah yang saya ambil tidak ada ujian. Jadinya saya tidak ada beban. Jadinya saya merasa suntuk kembali.

Jadinya saya mencoba membuat pelarian baru, bikin film. Dimulai dengan skenario. Baru adegan sembilan tapi tiba-tiba saya jadi tidak bisa berpikir lagi. Stuck. Mentok. Akhirnya komputer saya matikan, lampu saya padamkan, dan saya berbaring di ranjang dengan mata terbuka. Mencoba melihat ke langit-langit tanpa terlihat apa-apa. Gelap gulita di atas sana. Dan saya gundah gulana di bawah sini.


Saya mencoba memejamkan mata. Ayo tidur, ayo tidur. Tiga puluh menit berlalu tanpa sedikitpun saya merasa ngantuk. Atau saya harus mencoba menghitung domba seperti Mr. Bean sampai tertidur.

Hmm, saya harus memikirkan sesuatu untuk dikerjakan besok. Kalau tidak saya bakal tetap merasa suntuk seperti ini lagi...









<< Home