November 17, 2006

Surat Untuk Julia

 

Sudah jam 2.22 pagi dan saya masih di studio. Tempat printnya sudah tutup sekarang, tapi katanya jam 5 akan buka lagi. Mungkin jam 5 nanti saya kesana.

Studio sepi. Hanya beberapa orang yang terjaga. Sidang tinggal 4 jam lagi dan saya tidak merasakan emosi apa-apa. Tidak tegang. Tidak senang. Tidak kesal.
Semuanya terasa datar.
Mungkin juga karena saya lelah, otak sudah jenuh, tidak mau memikirkan apa-apa lagi karena sudah terlalu penuh.

...
Kamu tahu apa yang saya inginkan sekarang?

Ketika semua ini selesai dan saya mempunyai semua waktu di dunia ini untuk saya habiskan, saya ingin terus bersama kamu, entah sekedar bercerita tentang angin yang menyampaikan salam dari ksatria tadi malam, atau tentang bulan memberitahukan kepada saya betapa indahnya dirimu bertualang di dunia mimpi hingga mentari lagi. Mendengar cerita mereka membuat saya tersenyum, dan membuat saya terus terjaga tanpa bisa tidur.

Kita bisa duduk atau tiduran di padang penuh ilalang, tanpa takut kehabisan waktu karena pagi tak akan menjelang jika kita tak saling melepaskan pegangan tangan. Atau berciuman di bawah bayangan pohon willow sambil berpelukan tanpa pernah merasa dingin karena perasaan kita saling menghangatkan.

Dan saya berharap lusa akan segera tiba agar saya bisa pergi ke hatimu dan mengetuk pintu di dindingnya yang merah jambu hingga kaubukakan dan mengajak saya bermain di dalamnya..

Saya merindukan kamu, Julia..

* dan ketika saya memejamkan mata saya saat ini, saya masih mencium wangi parfum yang kamu pakai tadi malam, dan itu membuat saya senang karena merasa kamu masih berada di sebelah saya...

<< Home